Membuat Cerita Fiksi

Diandra Azarla Danandi 7E 09

Membuat Cerita Fiksi


Tema: Percaya diri, Berfikir secara optimis, Berani

Protagonis: Borne - Baik, penakut, 

Cerita: Borne dan temen temennya ingin buah bernama sirsak, Tetapi di hutan Wehea sangat susah untuk ditemukan. Mereka mencari dimana dimana tapi tetap tidak ada. Mereka bertanya kepada seorang teman dan ternyata dia tahu di mana mereka bisa ketemu buah sirsak. Tetapi akan sulit untuk mendapatkan buah ini. Apakah mereka bakal nyerah? Apakah bakal ketemu?


​​Pada hutan Wehea di propinsi Kalimantan Timur hidup sekor monyet bekantan bernama Borne. Dia

tinggal bersama ibunya dan adeknya yang bernama Denbora. Borne mempunyai dua teman bernama Enon dan Simon. Enon dan simon adalah kakak beradik kembar dan merupakan monyet jenis lutung beruban.Borne, Enon dan Simon sudah berteman sejak bayi dan mereka sangat dekat walaupun memiliki kepribadianyang berbeda-beda. Borne cukup besar, namun dia sangat hati-hati dan kurang berani dalam bertindak. Dan walaupun Simon dan Enon berbadan kecil, mereka lantang dalam berbicara dan juga bertindak.


Di hutan Wehea ini terdapat banyak buah-buahan dan daun-daunan yang biasa dimakan oleh monyet

bekantan maupun lutung beruban. Namun demikian, ada satu jenis makanan yang jarang dapat ditemukan di hutan Wehea walaupun sangat digemari oleh kedua jenis monyet ini, yaitu buah sirsak. Borne, Simon dan Enon sangat menyukai buah sirsak ini dan seringkali mereka membayangkan menikmati buah sirsak yang gurih dan lezat sambil duduk diatas pohon tinggi di hutan Wehea.


Mereka sering mencari buah sirsak tapi tidak pernah ketemu. Karena mereka bertiga sangat bingung mereka mencoba untuk tanya ibunya Borne “Ibu tau tidak di mana ada buah sirsak” Tanya Borne, “Kadang ada di balik gunung yang kita sering kunjungin” Kata ibunya Borne


Esok harinya Borne, simon dan enon coba mencari buah sirsak di belakang gunung. Tetapi setibanya di balik gunung mereka tidak ketemu buah sirsaknya. “kita coba tanya-tanya ke hewan-hewan di sekitar sini yuk,” bilang simon. Mereka melihat beruang madu dam nyamperin. “Halo, nama saya Borne. Apakah kamu tau di mana ada buah sirsak di dekat sini?” “Halo Borne,” jawab beruang madu tersebut dengan ramah dan sopan “wah sekitar sini tidak ada buah sirsak. Tapi setau saya ada banyak buah sirsak di balik gunung di arah barat dari sini. Tapi hati-hati ya,karena buah sirsak itu ada di seberang sungai Mahakam yang agak deras.” 


Mereka kembali melanjutkan perjalanan ke sungai Mahakam dan ternyata beruang madu tersebut benar, di kaki pegunungan terbentang sebuah sungai yang besar dengan arus yang deras. Dan di seberang sungai itu mereka dapat melihat begitu banyak buah sirsak yang lezat.


Ide pertama mereka untuk menyebrang sungai adalah untuk mulai mengumpulkan kayu yang ada di sekitar mereka dan membuat perahu. Tapi sayangnya kayu yang dapat mereka kumpulkan itu ternyata tidak cukup kuat untuk mengapung. Tapi Karena meraka tidak mau putus asa, Simon ingat suatu fakta penting tentang monyet bekantan “Borne, kalau tidak salah monyet bekantan itu bisa berenang loh. Hal ini karena Bekantan memiliki selaput pada beberapa jari kaki mereka” bilang Simon.


Borne masih ragu dengan pernyataan dari Simon dan Enon. Tapi demi temen temennya, Borne coba. Dia mencoba merasakan badannya, kemudian dia menilite kakinya. Memang benar bahwa pada kaki Borne terdapat selaput di antara jari-jarinya, tapi dia tidak yakin bahwa hal tersebut dapat membantu dia berenang. 


Pelan-pelan Borne berjalan ke pesisir sungai sambil mengumpulkan keberaniannya. Setibanya di

pinggir sungai, Borne bernafas perlahan-lahan dengan masih mencoba membangun keberaniannya untuk masuk ke dalam sungai dan berenang menuju seberang sungai. Borne langsung loncat ke sungai dan mulai berenang. Awalnya dia kaget dan takut saat masuk ke dalam air. Keberanian dan kepercayaan diri itu yang akhirnya membuat Borne berhasil berenang dengan mudah menyebrangi sungai. “Hore Borne hebat! Jangan lupa membawa buah sirsak yang banyak ya.” Setelah mencapai seberang, Borne menjadi semakin semangat dan langsung mengumpulkan banyak buah sirsak untuk diri sendiri dan juga keluarga serta teman temannya. 


Sepanjang perjalanan pulang, Borne sangat senang dapat memakan buah sirsak untuk makan malam. Borne dan temen temenya kemudian menikmati buah sirsaknya Bersama-sama. “sekarang aku sudah tidak takut untuk berenang menyebrangi sungai. Jadi besok kita bisa makan buah sirsak lagi deh” Kata Borne




Comments

Popular posts from this blog

Cerita Biografi tentang saya

Bunda

Kegemaran dan Cita cita